Selasa, 07 Juni 2011

pembahasan mengenai photography

KAMERA
Kamera merupakan alat perekam gambar atau kotak kedap cahaya. Didalamnya terdapat sebuah lensa yang mampu menerima cahaya dari sebuah objek yang kemudian direkam dengan alat pekat cahaya atau film.


Tiga Hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam setiap pemotretan, yaitu kecepatan rana, bukaan diafragma, dan penemu jarak atau focus. Kemampuan pemotret menggunakan ketiga control kamera tersebut akan sangat mempengaruhi hasil foto. Kecepatan rana dan bukaan diafragma dapat mempengaruhi pencahayaan dan ketajaman hasil foto.

Kecepatan Rana
Kecepatan rana adalah rentang waktu sebuah rana membuka pada saat pemotretan. Kecepatan rana tinggi – misalnya 1/500 detik-biasanya digunakan untuk membekukan gerakan cepat, misalnya peristiwa olahraga. Sedangkan rana rendah-misalnya 1/15 detik- tidak dapat membekukan gerakan. Walaupun demikian, kecepatan ini masih dapat digunakan untuk memotret benda bergerak menyamping dengan teknik panning.

Diafragma
Bukaan diafragma adalah lubang lensa tempat sinar masuk ke dalam kamera. Besar kecilnya dapat diatur. Besar bukaan diafragma penting untuk mengontrol pencahayaan dan ruang tajam. Bukaan diafragma besar memasukkan lebih banyak cahaya dan memberi ruang tajam yang lebih sempit. Sebaliknya, bukaan diafragma kecil memasukkan sedikit cahaya dan memberi ruang tajam yang luas.

Besar bukaan diafragma dinyatakan dalam angka f (kecil) ; disebut pula f stop. Sebagai pedoman, angka kecil menandakan bukaan besar; angka besar menandakan bukaan kecil. Urutan angka diafragma atawa f ini menggambarkan besar bukaan : f:1,4; f:2; f:2,8; f:4; f:5,6; f:8; f:11; f:16; f:22. Setiap bukaan – dari f:22 sampai f:1,4 – meneruskan cahaya dua kali lebih banyak daripada angka f sebelumnya. Angka-angka diafragma tersebut mempengaruhi ruang tajam atau jarak antara objek yang terdekat dengan yang terjauh.

Ruang tajam
Ruang tajam adalah jarak terdekat dan terjauh yang masih berada dalam rentang focus.



Fokus
Fokus adalah pertemuan berkas sinar atau cahaya melalui lensa setelah berbias atau dipantulkan. Fokus juga bias diartikan sebgai gambaran tajam atau kejelasan suatu objek pemotretan.



CARA MEMEGANG KAMERA

Memegang kamera seringkali dianggap sebagai hal sepele. Maka hal ini seringkali luput dari perhatian. Hal ini sedikit banyaknya dipengaruhi oleh kebiasaan, pemotret yang memotret dengan cara tidak benar akan menuai berbagai kerugian, antara lain :
- tidak bisa melakukan pemfokusan secara leluasa.
- Sulit mengubah selector diafragma dan kecepatan
- Tidak bisa dengan mudah menekan tombol pelepas rana kamera
- Memperbesar timbulnya kegoyangan saat menekan tombol pelepas rana
kamera.
- Kehilangan moment2 penting.

Cara memegang kamera





dan cara mengambil sudut pandang (angle)



mudah2an tidak basi dan kalau sudah basi mudah2an bisa menjadi refreshing lg buat kk...

maaf ya cuma mau berbagi aja

ket : dikutip dari berbagai sumber
Model : Rieky MY
photo : bramderisco

sharing dikit lagi
mudah2an berkenan

Pencahayaan

Tanpa pencahayaan optimal , suatu foto tidak dapat menjadi karya yang baik. Oleh karena itu, seluk beluk pencahayaan mutlak harus diketahui dan dikuasi pemotret. Caranya adalah dengan melatih kepekaaan terhadap cahaya yang muncul.

cahaya

Ada 2 Tipe cahaya dalam pemotretan :

1. Cahaya alami (natural light/available light), yaitu cahaya pemotretan yang berasal dari alam. Misalnya matahari atau benda2 angkasa yang mampu memantulkan cahaya.

Terbagi menjadi dua :

1.1. Cahaya langsung (direct light), yaitu cahaya matahari yang langsung mengenai objek pemotretan tanpa terhambat/terhalang apapun. Sifatnya keras, menghasilkan bayangan yang tajam. Berkas cahayanya kuat, perbedaan bagian yang terkena sinar matahari dengan yang tidak amat kontras/mencolok.
1.2. Cahaya tidak langsung (indirect light), yaitu cahaya matahari yang mengenai objek setelah melewati awan/kabut yang menutupi langit. Sifatnya halus/lembut dan merata, menghasilkan gradasi atau tone yang halus. Contohnya : �window light� (cahaya dari jendela) yang sangat banyak digemari kebanyakan pemotret karena menghasilkan �cahaya Rembrandt�

2. Cahaya buatan (artificial light), yaitu cahaya dalam pemotretan yang berasal dari cahaya buatan, misalnya lampu kilat. Karena cahaya lampu kilat memiliki keterbatasan, khususnya berkenaan dengan jarak pemotretan, pemotret harus paham betul pengukurannya.

Sebuah film/photo dikatakan mempunyai pencahayaan normal jika semua warna yang muncul sesuai dengan yang diharapkan. Ini hanya bisa terjadi jika kombinasi antara kecepatan rana dan diafragmanya tepat.

Yang dimaksud dengan film/photo kelebihan cahaya -dalam istilah fotografi disebut over yaitu jika dalam bagian shadow density menerima cahaya berlebih (kehilangan detail). Sebaliknya, film dikatakan kekurangan cahaya atau under jika bagian shadow density tidak cukup menerima cahaya. Akibatnya detail gambar tidak dapat ditampilkan secara sempurna.

Jenis-jenis pencahayaan

Ada beberapa jenis cahaya dalam pemotretan :

1. Main light, cahaya utama yg digunakan sebagai acuan metering misalnya dapat berupa matahari, soft box dan sebagainya.
2. Fill in light, cahaya pengisi yang digunakan untuk mengurangi kepekatan daerah2 gelap/shadow yang ditimbulkan oleh main light untuk memunculkan detail objeknya.
3. Hairlight, cahaya yang digunakan untuk menimbulkan dimensi rambut.
4. Background light, cahaya yang digunakan untuk memunculkan detail background dari objek.

Arah datangnya cahaya

Ada beberapa jenis arah datangnya cahaya dalam pemotretan :

1. Frontlight, pencahayaan dari depan, cahaya ini memberikan kesan yang rata, tanpa dimensi dan efek bayangan yang relatif kecil. Baik digunakan untuk pemotretan close up.
2. Side light, pencahayaan dari samping, sangat baik untuk memunculkan tekstur pada pemotretan lanskap dan menampilkan foto2 berkarakter seperti potret, juga memberi kesan kedalaman dan dimensi pada objek photo.
3. Backlight, pencahayaan yang datangnya dari belakang objek, pencahayaan jenis ini dapat memberikan semacam efek �halo� disekitar subjek, sehingga memberikan sentuhan moody dan kesan dramatik. Secara umum efek yang dihasilkan dapat menciptakan siluet. Berhati2lah dengan efek cahaya ini karena jika salah dapat menimbulkan flare.
4. Toplight, pencahayaan yang datangnya dari atas subjek yang dapat menampilkan detail benda, pencahayaan seperti ini sangat dihindari tetapi jika dimanfaatkan dengan tepat dapat menjadi photo yang unik.

Tips pencahayaan :

1. Pagi dan senja
dijam-jam pagi dan petang, saat matahari terbit dan tenggelam, cahayanya bisa sangat menawan.

2. Gunakan reflector
untuk mendapatkan hasil yang lebih natural, gunakan reflector untuk memunculkan detil. Sebisa mungkin hindari penggunaan flash.

3. Simpelkan siluet
pastikan anda mendapatkan bentuk yang jelas dari subjek. Jangan sampai menimbulkan siluet yang lain.

4. Lembutkan flash
hindari sinar flash yang berlebihan. Kurangi kekuatan kilat lampu flash ketika anda memotret disiang hari.

5. Hindari flare
lindungi bagian depan lensa dengan tangan anda saat memotret menghadap matahari.

6. Tonjolkan warna
potretlah warna-warna yang kuat pada waktu cuaca agak mendung, tapi tak hujan.

7. Metering yang cermat
kamera anda bisa terkecoh oleh kondisi pencahayaan yang tidak biasa. Lakukan spot metering untuk mengatasinya.

8. Tambah cahaya saat berkabut
untuk memotret suasana berkabut, naikkan eksposur hingga 1EV untuk memulihkan kecerahan

9. Lambatkan
ketika memotret dalam kondisi pencahayaan minim, kombinasikan shutter speed yang lambat dengan sinar flash untuk mendapatkan hasil menarik.

10. Jangan cepat puas
hasil yang memuaskan membutuhkan cahaya yang memadai. Jangan buru-buru puas sebelum anda mendapatkannya.

ket : dikutip dari berbagai buku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ayo berkomentar ^_^